Review Film Pretty Boys (2019)

 


Film Pretty Boys menunjukkan bagaimana sebuah karya yang dibuat ‘untuk bersenang-senang’ bisa memberikan hasil yang memuaskan. Hasil arahan perdana dari Tompi ditambah chemistry yang sudah sangat kuat dari Vincent dan Desta terlihat padu. Dan kekuatan Tompi dalam sinemtografi membawa adegan demi adegan yang mema
njakan mata.


Film pertama dari rumah produksi The Pretty Boys Pictures bersama naskah yang ditulis oleh Imam Darto cukup mengena: komedi, drama, dan kritikan ada. Mengisahkan tentang dua bersaudara Anugerah Santoso (Vincent Ryan Rompies) dan Rahmat Maha Esa (Deddy Mahendra Desta) yang ingin mewujudkan mimpi masa kecilnya: ingin masuk TV.

Layaknya anak desa lainnya, keduanya berjuang bermodalkan semangat mengadu nasib di Jakarta. Keadaan berubah setelah keduanya menjadi penonton bayaran untuk sebuah acara televisi.

Mereka akhirnya didapuk menjadi co-host acara Kembang Gula, meskipun harus membawa karakter kemayu. Dengan manajer Roni (Onadio Leonardo), kehidupan di dunia pertelevisian tak semudah yang mereka kira.

Sindiran berbalut komedi dan drama

Chemistry Vincent dan Desta jelas terlihat sebagai kekuatan untuk menghadirkan komedi. Bermodalkan jokes receh dan sebagian ‘terkesan’ layaknya spontanitas (atau memang improvisasi keduanya) menjadi hiburan yang mengiringi drama dunia entertainment yang ditampilkan. Out of the box dan tiba-tiba, meskipun beberapa adalah jokes lama.

                           

Belum lagi ide cerita yang menarik dari Tompi dan eksekusi naskah Imam Darto, perpaduan drama dan komedi serta sindiran untuk dunia pertelevisian Indonesia sangat jelas terlihat dalam film ini. Benturannya mulus terasa dan mudah dicerna.

Tidak ada twist yang mengejutkan sepanjang cerita. Karena dari awal sampai akhir, film Pretty Boys memberikan narasi yang sama layaknya drama lainnya: mulai dari bawah hingga meraih kesuksesan. Tapi semua berubah dan akhirnya ada yang menyerah. Tapi tak apa. Karena komedi dan dramanya cukup mengena.

                 

Dan satu lagi yang patut diperhitungkan adalah berbagai gambar menarik dengan perpaduan warna dari arahan Tompi. Mulai dari awal hingga credit title berjalan, semuanya memiliki perpaduan warna cerah dan sedap dipandang.

Hanya saja sebagian kecil tempat dan penggambaran pada adegan terlihat kurang natural dan sedikit dipaksakan. Tetapi sepertinya ini dilakukan untuk menambah kesan drama dan estetika film. Ya, sah-sah saja.

Chemistry Vincent & Desta dan debutan lain

Duo yang mengawali karier sebagai pentolan Clubeighties ini telah terjalin selama lebih dari 21 tahun. Selain menjadi penyiar, keduanya pun pernah bertindak sebagai host di MTV Bujang pada tahun 2005 dan Tonight Show sejak 2013. Akibatnya, chemistry keduanya tak perlu diragukan lagi.                             
                 

Kudos untuk Vincent yang mampu menghadirkan performa yang menarik dari awal hingga akhir. Tak hanya menghadirkan tawa, tapi juga bisa mengharukan di akhir cerita. Meski keduanya disebut sebagai pemeran utama, tapi kedalaman cerita lebih memihak Anugerah dibandingkan Rahmat yang hadir sebagai pendamping dan penyalur cerita.

Selain nama-nama besar seperti Roy Marten, Tora Sudiro (yang tentu saja dari awal dikenal sebagai aktor), dan Ferry Maryadi, ada banyak debutan pemeran baru. Sebut saja film pertama dari Onadio Leonardo dan debutan Tompi sebagai sutradara. Film Pretty Boys pun menjadi film kedua dari Imam Darto dan Danilla, tapi dengan peran yang lebih besar.

                     
Kehadiran Danilla sebagai Asty menambah rentetan film yang pernah dibintanginya selain Koboy Kampus yang tayang beberapa waktu lalu. Cukup tenang dan pembawaannya yang kalem, siapa sangka ada banyak kejutan yang dihadirkan dalam perannya. Kami mau lebih banyak peran kamu di film-film lain, Ce!

Industri pertelevisian dan cameo seleb

Nilai plus untuk Tompi dan Imam Darto untuk cerita yang menarik serta jarang dibahas. Masalah rating, kontrak, skandal dan glamornya dunia hiburan menjadi bagian penting dalam perkembangan narasi. Nantinya, akan ada jawaban yang diberikan, tapi apa? Lihat saja di akhir cerita, ya!

Keunggulan film ini memainkan cerita di dunia showbiz dan menghadirkan beberapa cameo yang lekat dengan dunia entertainment Indonesia. Walaupun menjadi bagian dari kehidupan Anugrah dan Rahmat, sayangnya tak ada cameo menarik yang muncul dari idola masa kecil keduany   

                  

Jangan ragu, berbagai penampilan menarik dari penggiat entertainment Indonesia juga turut menghibur penonton. Mulai dari Najwa Shihab, Enzy Storia, serta berbagai nama besar lainnya yang pastinya tak seru jika disebutkan semua. Perhatikan saja karakter-karakter kecil tak terduga yang tersebar di sepanjang cerita dari awal hingga akhir.

Secara keseluruhan, film Pretty Boys mampu memadukan komedi berbalut drama serta kiritikan terhadap apa yang terjadi di dunia pertelevisian Tanah Air. Bagi yang nonton untuk tertawa, film ini bisa menjadi daftar yang patut ditonton karena ada duo Vincent-Desta. Tapi di balik itu, banyak pesan yang disampaikan; tentang pekerjaan, keinginan meraih mimpi, serta persahabatan dan keluarga.





Posting Komentar

0 Komentar