Review Film Vina : Sebelum 7 Hari




 


Film Vina: Sebelum 7 Hari merupakan film adaptasi kisah nyata dari kejadian tragis Vina dari Cirebon yang dibunuh oleh geng motor tahun 2016 lalu. Mengangkat kejadian asli, film Umbara ini memperlihatkan suasana mencekam dan menegangkan sepanjang film.
Bahkan, adegan kesurupan Linda yang dimasuki arwah Vina juga sangat akurat dengan yang asli. Berikut review film Vina: Sebelum 7 Hari!


Sebelum Film Vina: Sebelum 7 Hari diputar, terdapat trigger warning yang menyatakan jika film ini memuat adegan kekerasan yang eksplisit. Dengan begitu, penonton sudah diperingati sehingga efek realistis di film ini semakin mengerikan.

Sejak kejadian tragis itu, film Vina: Sebelum 7 Hari mulai memperlihatkan konflik demi konflik yang tersusun. Transisi antara flashback dan kejadian masa sekarang berlangsung secara rapi. Ini membuat penonton mengikuti kisah Vina sebelum hingga sesudah meninggal dengan runtut.

Alur cerita film Vina: Sebelum 7 Hari terbilang cepat. Vina (diperankan Nayla Purnama) mengalami kejadian tragis yang disebabkan oleh geng motor. Maka dari itu, unsur kengerian dan menegangkan sudah tersajikan sejak awal sehinga meninggalkan kesan mendalam.

Diangkat dari kisah nyata, film Vina: Sebelum 7 Hari memberikan adegan kekerasan yang detail dengan darah-darah yang meningkatkan adrenalin. Musik dan efek suaranya juga sangat mendukung suasana horor menyeramkan dalam film ini.


Belum lagi adegan viral kesurupan Linda yang dimasuki arwah Vina sangat akurat. Nayla Purnama dan Gisellma Firmansyah bisa dibilang memberikan performa akting terbaik lewat adegan kesurupan ini.
Berperan sebagai Vina dan Linda, kedua aktris muda ini mampu meniru serta meresapi adegan kesurupan dengan sangat baik. Bahkan, rekaman suara asli Vina ditubuh Linda sama persis, mulai dari nada suara, kalimat, isak tangis, teriakan, dan desah nafas.


Di balik adegan kekerasan menguras emosi dan kesurupan yang menghabiskan tenaga, film Vina: Sebelum 7 Hari mengajarkan kita bagaimana dampak buruk bullying yang berkepanjangan. Isu sosial yang relevan di kehidupan sehari-hari setidaknya mampu membuat penonton merenungkannya.


Pada tahun 2016, tersimpan kisah pilu seorang gadis bernama Vina. Di usia yang masih belia, 16 tahun, Vina meregang nyawa akibat kekejaman sekelompok geng motor.
Kehidupan Vina berubah kelam saat ia menjadi korban penganiayaan brutal di tangan para berandalan jalanan. Di atas jembatan yang sunyi, Vina dirundung, disiksa, dan direnggut nyawanya dengan tragis.
Untuk menutupi dosa mereka, para pelaku membuang jasad Vina di jembatan, seolah-olah ia mengalami kecelakaan tunggal. Namun, kematian Vina yang janggal tak luput dari firasat keluarga dan orang sekitar. Luka-luka yang tak wajar di tubuh Vina membangkitkan kecurigaan.


Meskipun telah dikuburkan, arwah Vina tak menemukan kedamaian. Ia merasuki tubuh sahabatnya, Linda, untuk menguak kebenaran dan menuntut keadilan.
Melalui Linda, Vina menceritakan kisah tragisnya, mengungkap kebiadaban para pelaku, dan menjerit meminta pertolongan.

Akankah jeritan Vina didengar? Apakah Linda mampu mengantarkan Vina pada keadilan yang dia dambakan? Bisakah para pelaku keji ini dihukum atas perbuatan mereka?

Posting Komentar

1 Komentar